Mengenal Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Fungsi, dan Contoh Sederhana
- Anindhita Nugraha
- 25 Jul
- 2 menit membaca

Dalam dunia bisnis, terutama dalam pengelolaan keuangan perusahaan, sangat penting untuk memastikan bahwa data keuangan yang tercatat sesuai dengan kenyataan. Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah melalui rekonsiliasi bank. Meski terdengar rumit, proses ini sebenarnya cukup mudah dipahami dan sangat bermanfaat dalam menjaga keakuratan laporan keuangan.
Apa Itu Rekonsiliasi Bank?
Rekonsiliasi bank adalah proses mencocokkan catatan keuangan perusahaan (buku kas atau pembukuan internal) dengan laporan mutasi rekening dari bank. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa jumlah uang yang tercatat di pembukuan perusahaan sesuai dengan data yang tercatat oleh bank.
Meskipun perusahaan dan bank sama-sama mencatat transaksi keuangan, perbedaan waktu pencatatan, kesalahan input, atau adanya biaya bank yang belum dicatat seringkali menyebabkan adanya selisih. Proses rekonsiliasi membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan selisih tersebut.
Kenapa Rekonsiliasi Bank Penting?
Berikut beberapa alasan mengapa rekonsiliasi bank sangat penting bagi bisnis:
Mendeteksi Kesalahan
Rekonsiliasi dapat membantu menemukan kesalahan pencatatan, baik yang terjadi di perusahaan maupun dari pihak bank.
Mencegah Kecurangan
Jika ada transaksi mencurigakan atau pengeluaran yang tidak tercatat secara sah, rekonsiliasi dapat segera mengetahuinya.
Memastikan Keuangan Akurat
Rekonsiliasi membuat data keuangan perusahaan menjadi lebih akurat dan terpercaya untuk membuat keputusan bisnis.
Mempersiapkan Laporan Keuangan
Agar laporan keuangan dapat disusun dengan benar, rekonsiliasi menjadi salah satu proses penting yang harus dilakukan secara berkala.
Kapan Sebaiknya Melakukan Rekonsiliasi?
Rekonsiliasi bank sebaiknya dilakukan secara rutin, paling tidak satu kali dalam sebulan, yaitu setelah perusahaan menerima laporan rekening koran dari bank. Jika perusahaan melakukan banyak transaksi per hari, maka rekonsiliasi bisa dilakukan mingguan atau bahkan harian.
Contoh Sederhana Proses Rekonsiliasi
Contoh Kasus:
Perusahaan "Aroma Nusantara" mencatat saldo akhir kas di pembukuan sebesar Rp50.000.000. Namun, setelah menerima laporan rekening koran dari bank, ternyata saldo yang tercatat hanya Rp47.500.000.
Setelah ditelusuri, ternyata ada beberapa perbedaan berikut:
Perusahaan lupa mencatat biaya administrasi bank sebesar Rp250.000.
Ada setoran dari pelanggan sebesar Rp2.000.000 yang masih dalam proses dan belum masuk ke rekening bank.
Cek pembayaran kepada pemasok sebesar Rp300.000 sudah dicatat perusahaan, tapi belum dicairkan oleh pemasok.
Melalui proses rekonsiliasi, perbedaan ini bisa dijelaskan dan disesuaikan agar tidak menimbulkan kekeliruan di laporan keuangan perusahaan.
Langkah-Langkah Melakukan Rekonsiliasi Bank
Berikut langkah sederhana yang bisa dilakukan dalam proses rekonsiliasi:
Bandingkan saldo akhir di buku kas dengan laporan bank.
Identifikasi perbedaan yang muncul, seperti transaksi yang belum tercatat, biaya bank, atau cek yang belum dicairkan.
Sesuaikan catatan di pembukuan perusahaan jika memang ada kekeliruan atau transaksi yang terlewat.
Pastikan setelah penyesuaian, kedua saldo (bank dan buku kas) menjadi sama atau selisihnya bisa dijelaskan secara logis.
Rekonsiliasi bank adalah proses penting yang membantu perusahaan menjaga keakuratan dan transparansi keuangan. Dengan rutin melakukan rekonsiliasi, perusahaan bisa terhindar dari kesalahan pencatatan, potensi fraud, serta bisa membuat laporan keuangan yang lebih terpercaya. Proses ini tidak harus rumit, apalagi jika dilakukan secara berkala dengan pencatatan keuangan yang rapi.

Komentar