top of page

Memahami Goodwill dalam Dunia Bisnis: Aset Tak Terlihat yang Bernilai


Dalam dunia bisnis, nilai suatu perusahaan tidak hanya diukur dari aset fisik seperti bangunan, peralatan, atau uang tunai. Ada juga nilai yang lebih sulit diukur tapi tetap penting, yaitu goodwill. Istilah ini sering muncul saat terjadi proses akuisisi atau pembelian perusahaan. Artikel ini akan menjelaskan dengan bahasa yang sederhana mengenai apa itu goodwill, kenapa bisa muncul, dan bagaimana cara mencatatnya dalam laporan keuangan.


Apa Itu Goodwill?

Goodwill adalah selisih antara harga pembelian sebuah perusahaan dengan nilai wajar dari aset bersih (aset dikurangi kewajiban) yang dimiliki perusahaan tersebut. Nilai goodwill mencerminkan hal-hal yang tidak tampak secara fisik namun memberikan keuntungan pada perusahaan, seperti reputasi baik, merek terkenal, loyalitas pelanggan, dan keahlian karyawan.


Contoh Sederhana Goodwill

Misalnya, sebuah perusahaan bernama PT Sinar Pagi membeli PT Cahaya Terang seharga Rp5 miliar. Setelah dihitung, nilai wajar dari aset bersih PT Cahaya Terang hanya sebesar Rp3,5 miliar. Maka, selisih Rp1,5 miliar itulah yang disebut goodwill. Angka ini mencerminkan nilai lebih yang dimiliki PT Cahaya Terang, misalnya pelanggan setia, sistem kerja yang efisien, atau merek yang sudah dikenal luas.


Kenapa Goodwill Bisa Muncul?

Goodwill muncul karena pembeli menilai bahwa perusahaan yang dibeli memiliki keunggulan yang tidak tercatat dalam laporan keuangan biasa. Misalnya, perusahaan tersebut punya tim yang hebat, manajemen yang berpengalaman, atau pangsa pasar yang kuat. Meskipun tidak bisa disentuh atau diukur secara langsung, nilai-nilai ini bisa meningkatkan pendapatan dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.


Bagaimana Goodwill Dicatat dalam Akuntansi?

Goodwill hanya dicatat dalam laporan keuangan jika ada proses pembelian perusahaan (akuisisi). Saat akuisisi dilakukan, goodwill dicatat sebagai aset tidak berwujud dalam neraca. Namun, nilai goodwill tidak bisa disusutkan seperti aset tetap. Sebagai gantinya, perusahaan wajib melakukan impairment testĀ secara rutin, biasanya setiap tahun, untuk memastikan apakah nilai goodwill masih mencerminkan kondisi perusahaan.

Jika hasil tes menunjukkan bahwa nilai goodwill menurun, maka perusahaan harus mencatat kerugian penurunan nilai (impairment loss) pada laporan laba rugi.


Faktor yang Mempengaruhi Nilai Goodwill

Ada beberapa hal yang bisa membuat nilai goodwill meningkat atau menurun, antara lain:

  • Reputasi perusahaan di mata konsumen

  • Kinerja keuangan yang stabil dan menguntungkan

  • Inovasi dan keunikan produk

  • Hubungan baik dengan mitra bisnis

  • Loyalitas pelanggan dan karyawan

Sebaliknya, jika perusahaan terkena skandal, mengalami penurunan penjualan, atau kehilangan kepercayaan pelanggan, maka nilai goodwill bisa menurun.


Kesimpulan

Goodwill adalah aset tidak berwujud yang menggambarkan nilai tambah sebuah perusahaan di luar aset fisik dan finansialnya. Walaupun tidak bisa dilihat atau disentuh, goodwill bisa berdampak besar dalam proses akuisisi dan mencerminkan kekuatan internal suatu bisnis. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga reputasi, kualitas layanan, dan hubungan baik dengan pelanggan serta mitra, agar nilai goodwill tetap tinggi.


Comments


Infinite-ERP

Transform Your Business Processes

Kantor Pusat

KHALEEFA CAMP Batam

Ruko Bukit Sentosa Blok C No.05

Kel. Mangsang, Kec. Sungai Beduk

Kota Batam, Kepulauan Riau

Indonesia 29437

Phone: +62 821-7400-7804

Development Office

KHALEEFA CAMP Magetan

Jalan Sawah No.01 RT.09 RW.02

Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati

Kabupaten Magetan, Jawa Timur 63392
Phone: +62 821-7400-7804

Pertanyaan Umum:

sales@infinite-erp.co.id

Layanan Pelanggan:

support@infinite-erp.co.id

Quick Links

Syarat & Kondisi

Kebijakan pribadi

Ikuti kami

Daftar untuk mendapatkan berita dan update terbaru dari Infinite-ERP.

Thank You for Subscribing!

LinkedIn

Facebook

Twitter

© 2021 Infinite-ERP. Seluruh hak cipta.

bottom of page