Peran Akuntansi dalam ESG: Bukan Lagi Tren, tetapi Fondasi Bisnis Berkelanjutan
- Anindhita Nugraha
- 4 hari yang lalu
- 3 menit membaca

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia bisnis terus bergerak ke arah yang lebih transparan, beretika, dan berkelanjutan. Istilah Environmental, Social, and Governance atau ESG kini semakin sering dibahas, tidak hanya oleh perusahaan besar, tetapi juga oleh para investor, regulator, hingga masyarakat luas. ESG bukan sekadar label atau tren yang ramai diperbincangkan, melainkan kebutuhan nyata agar perusahaan tetap relevan dan dipercaya di era modern. Di sinilah akuntansi mengambil peran penting—menjadi jembatan antara kinerja keberlanjutan dengan transparansi yang dibutuhkan para pemangku kepentingan. Artikel ini membahas secara sederhana bagaimana akuntansi mendukung ESG, sekaligus mengapa ESG telah menjadi kebutuhan strategis bagi bisnis masa kini.
Peran ESG dalam Membangun Bisnis Modern
ESG mencakup tiga fokus utama yang mencerminkan bagaimana sebuah perusahaan menjalankan operasinya:
Environmental (Lingkungan)
Mengukur bagaimana perusahaan mengelola dampak ekologisnya, termasuk emisi karbon, penggunaan energi, dan pengolahan limbah.
Social (Sosial)
Menilai bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya, menjalin hubungan dengan pelanggan, dan berkontribusi terhadap masyarakat.
Governance (Tata Kelola Perusahaan)
Berhubungan dengan etika bisnis, kepatuhan, transparansi, hingga pengawasan internal.
Ketika perusahaan menerapkan ESG dengan baik, reputasi bisnis meningkat, risiko operasional menurun, dan peluang investasi menjadi lebih besar. Banyak penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang konsisten menjalankan praktik ESG cenderung memiliki kinerja finansial lebih stabil dan berkelanjutan.
Bagaimana Akuntansi Mendukung ESG?
Akuntansi memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa data ESG yang disampaikan perusahaan dapat dipercaya. Berikut beberapa kontribusi pentingnya:
Mengukur dan Menyajikan Data ESG
Akuntan bertugas mengukur indikator keberlanjutan, seperti intensitas emisi, tingkat keselamatan kerja, hingga kebijakan tata kelola. Data tersebut kemudian disusun dalam laporan ESG atau laporan keberlanjutan agar dapat dinilai oleh investor dan publik.
Meningkatkan Transparansi
Kebutuhan transparansi semakin meningkat, membuat laporan ESG harus mengikuti standar global seperti GRI dan SASB. Akuntansi membantu perusahaan menyajikan laporan yang jelas, terukur, dan sesuai dengan standar internasional.
Mengidentifikasi Risiko ESG
Isu lingkungan, tekanan sosial, maupun skandal tata kelola dapat membawa risiko besar bagi perusahaan. Melalui analisis akuntansi, bisnis dapat mengetahui risiko-risiko tersebut dan menyiapkan strategi mitigasinya.
Integrasi ke Laporan Keuangan
Perusahaan kini mulai memasukkan variabel ESG dalam laporan tahunan. Konsep seperti carbon accounting menjadi bagian dari pengukuran finansial untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi perusahaan.
ESG: Sekadar Tren atau Kebutuhan?
Pada awal kemunculannya, ESG dianggap sebagai upaya publisitas perusahaan. Namun kini, ESG telah berubah menjadi kebutuhan strategis yang tidak bisa dihindari, terutama karena:
Regulasi yang Terus Berkembang
Banyak negara, termasuk Indonesia, mewajibkan pelaporan ESG melalui standar keberlanjutan. OJK juga telah mengatur implementasi ESG melalui POJK No. 51/2017.
Perubahan Perilaku Investor dan Konsumen
Investor lebih condong berinvestasi pada perusahaan yang terbukti bertanggung jawab dan berkelanjutan. Konsumen pun semakin memilih produk dari brand yang memperhatikan lingkungan dan sosial.
Keunggulan Kompetitif
Perusahaan dengan strategi ESG yang baik lebih siap menghadapi krisis, lebih dipercaya publik, dan lebih mudah menarik investor. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan skor ESG tinggi cenderung lebih stabil secara finansial.
Tantangan Pelaksanaan Akuntansi ESG
Meskipun penting, implementasi ESG tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang masih sering dihadapi perusahaan antara lain:
Belum ada standar global yang benar-benar seragam. Setiap kerangka pelaporan memiliki pendekatan yang sedikit berbeda.
Data yang sulit dikumpulkan dan diverifikasi. Perusahaan perlu sistem yang kuat untuk mencatat indikator keberlanjutan secara akurat.
Biaya implementasi yang cukup besar. Mulai dari pelatihan SDM, teknologi monitoring, hingga audit keberlanjutan.
ESG bukan sekadar tren bisnis yang bersifat sementara. ESG telah menjadi kebutuhan mendasar untuk membangun perusahaan yang lebih transparan, bertanggung jawab, dan tahan terhadap perubahan. Akuntansi memainkan peran penting dalam keberhasilan implementasi ESG, mulai dari pengukuran, pelaporan, hingga manajemen risiko. Perusahaan yang ingin tetap relevan dan dipercaya di masa depan perlu memasukkan ESG sebagai bagian inti dari strategi bisnisnya—bukan sebagai pelengkap, tetapi sebagai fondasi keberlanjutan.