Piutang Tak Tertagih: Pengertian, Cara Pencatatan, dan Strategi Pencegahannya
- Anindhita Nugraha
- 4 jam yang lalu
- 2 menit membaca

Dalam menjalankan bisnis, arus kas menjadi salah satu aspek penting yang harus dijaga agar usaha tetap berjalan lancar. Salah satu masalah yang sering dihadapi perusahaan adalah piutang tak tertagih, yaitu utang pelanggan yang tidak dibayar meskipun sudah jatuh tempo. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat mengganggu keuangan perusahaan, bahkan menghambat proses produksi. Oleh karena itu, penting bagi pelaku usaha memahami pengertian piutang tak tertagih, cara pencatatannya, serta langkah pencegahannya.
Apa Itu Piutang Tak Tertagih?
Piutang tak tertagih adalah tagihan yang tidak bisa dilunasi oleh pelanggan kepada perusahaan setelah jatuh tempo pembayaran. Kondisi ini membuat piutang tersebut tidak lagi memiliki nilai dan harus dihapuskan dari catatan keuangan.
Bagi perusahaan, piutang tak tertagih sangat berisiko karena bisa menurunkan pendapatan dan mengganggu arus kas. Hal ini biasanya terjadi pada bisnis yang menerapkan sistem penjualan kredit.
Metode Pencatatan Piutang Tak Tertagih
Terdapat dua metode umum dalam pencatatan piutang tak tertagih, yaitu:
Metode Penyisihan (Allowance Method)
Cocok digunakan untuk jumlah piutang yang besar.
Melibatkan akun kontra aset, yaitu akun yang berlawanan dengan piutang.
Prosesnya meliputi:
Memperkirakan jumlah piutang yang tidak bisa ditagih.
Mencatat beban piutang tak tertagih dan penyisihan piutang.
Jika benar-benar tidak tertagih, maka dilakukan penghapusan dari akun piutang.
Metode Penghapusan Langsung (Write-Off Method)
Digunakan jika nilai piutang relatif kecil dan tidak material.
Piutang langsung dihapuskan sebagai kerugian pada periode berjalan.
Kekurangannya, metode ini bisa menyebabkan laba bersih turun secara signifikan jika jumlah piutang yang gagal bayar cukup besar.
Manfaat Manajemen Piutang
Pengelolaan piutang yang baik tidak hanya mencegah kerugian, tetapi juga membantu menjaga stabilitas bisnis. Manfaatnya antara lain:
Mengurangi risiko gagal tagih dari pelanggan.
Mencegah kesalahan dalam pencatatan atau pengelolaan data piutang.
Menghindari potensi kecurangan terkait pembayaran.
Membantu perusahaan lebih bijak dalam menentukan batas kredit pelanggan.
Cara Mencegah Piutang Tak Tertagih
Agar risiko piutang macet bisa ditekan, perusahaan dapat menerapkan langkah-langkah berikut:
Tentukan Batas Waktu dan Limit Kredit
Tetapkan jatuh tempo (misalnya 30 hari) dan batasi nominal kredit pelanggan.
Berikan Denda Keterlambatan
Terapkan biaya tambahan agar pelanggan lebih disiplin dalam melakukan pembayaran.
Lakukan Follow Up
Ingatkan pelanggan melalui telepon, email, atau kunjungan langsung jika pembayaran sudah mendekati jatuh tempo.
Daftar Hitam Pelanggan Bermasalah
Jika pelanggan sering menunggak, jangan lagi memberikan fasilitas kredit pada periode berikutnya.
Strategi Lanjutan dalam Mengelola Piutang
Selain pencegahan dasar, ada beberapa strategi lanjutan yang bisa memperkuat manajemen piutang:
Ukur Kinerja PiutangĀ dengan menghitung rasio perputaran piutang, Days Sales Outstanding (DSO), serta membuat analisis umur piutang.
Siapkan Prosedur untuk Piutang Macet, mulai dari surat peringatan, jasa penagihan, hingga jalur hukum.
Optimalkan Piutang Sebagai Aset Keuangan, misalnya dengan menjual piutang ke lembaga keuangan (factoring) atau menjadikannya jaminan pinjaman (pledging).
Kesimpulan
Piutang tak tertagih adalah salah satu risiko yang sering dihadapi perusahaan, terutama yang memberikan penjualan secara kredit. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa berdampak buruk terhadap arus kas dan keberlangsungan usaha. Dengan menerapkan pencatatan yang tepat, manajemen piutang yang disiplin, serta strategi pencegahan yang terencana, perusahaan dapat meminimalisir kerugian akibat piutang tak tertagih sekaligus menjaga kesehatan keuangan jangka panjang.
Komentar