Mengenal Fraud Triangle: Tiga Penyebab Utama Terjadinya Kecurangan dalam Dunia Kerja
- Anindhita Nugraha
- 30 Jun
- 2 menit membaca

Dalam dunia akuntansi dan keuangan, istilah fraud atau kecurangan bukanlah hal yang asing. Tindakan ini bisa merugikan perusahaan dalam jumlah besar, bahkan bisa membahayakan kelangsungan usaha jika tidak ditangani dengan serius. Untuk memahami mengapa seseorang melakukan kecurangan, kita bisa menggunakan konsep Fraud Triangle—sebuah teori yang menjelaskan tiga faktor utama yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan curang.
Apa Itu Fraud Triangle?
Fraud Triangle adalah teori yang pertama kali dikenalkan oleh Donald Cressey, seorang kriminolog. Ia menyatakan bahwa seseorang bisa tergoda melakukan kecurangan jika ada tiga unsur yang muncul secara bersamaan, yaitu:
Tekanan (Pressure)
Kesempatan (Opportunity)
Pembenaran (Rationalization)
Ketiga faktor ini membentuk segitiga (triangle) yang menggambarkan situasi umum sebelum seseorang melakukan fraud.
Tekanan (Pressure)
Tekanan adalah kondisi atau beban yang membuat seseorang merasa perlu melakukan kecurangan. Tekanan ini bisa berasal dari kebutuhan pribadi, tuntutan pekerjaan, atau tekanan dari lingkungan sosial.
Contoh: Bayu adalah seorang karyawan dengan gaji tetap setiap bulan. Namun, karena keluarganya memiliki utang yang menumpuk, ia merasa tertekan untuk mendapatkan uang tambahan dalam waktu cepat. Akhirnya, Bayu mulai menyalahgunakan dana kas kecil kantor untuk menutupi utangnya, dengan harapan bisa mengembalikannya sebelum ketahuan.
Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan adalah celah atau kondisi yang memungkinkan seseorang melakukan kecurangan tanpa mudah ketahuan. Biasanya ini terjadi karena lemahnya sistem pengawasan, prosedur yang longgar, atau kurangnya pemisahan tugas dalam organisasi.
Contoh: Dina adalah staf administrasi yang juga bertanggung jawab atas pembayaran kepada vendor. Karena tidak ada rekan yang mengecek pekerjaannya, Dina memalsukan satu invoice untuk vendor fiktif dan mentransfer dana ke rekening pribadinya. Karena tidak ada audit rutin, perbuatannya baru ketahuan setelah berbulan-bulan.
Pembenaran (Rationalization)
Pembenaran adalah cara seseorang membenarkan perbuatannya agar merasa tidak bersalah. Mereka biasanya merasa tindakannya wajar atau "hanya sementara".
Contoh: Rudi merasa gajinya terlalu kecil dibandingkan dengan beban kerjanya. Ia pun mengambil barang kantor dan menjualnya secara diam-diam. Dalam pikirannya, ia merasa itu sah karena merasa tidak dihargai oleh perusahaan.
Mengapa Penting Memahami Fraud Triangle?
Dengan memahami ketiga elemen Fraud Triangle, perusahaan bisa lebih siap mencegah terjadinya kecurangan. Misalnya, dengan:
Memberikan edukasi keuangan kepada karyawan agar tidak terjerat tekanan keuangan
Menyusun sistem pengawasan dan audit yang ketat
Membangun budaya kerja yang adil agar tidak ada karyawan merasa tidak dihargai
Kesimpulan
Fraud Triangle membantu kita memahami bahwa kecurangan bukan hanya soal niat buruk, tetapi seringkali hasil dari tekanan, peluang, dan pembenaran yang muncul bersamaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu membangun sistem yang kuat, transparan, dan adil untuk meminimalisir risiko fraud. Mencegah selalu lebih baik daripada memperbaiki kerugian yang terjadi akibat kecurangan.
Comments